welcome ^^

hello, welcome to my blog ^^
this my story and everything i like
enjoyed... \^0^/
Feeds RSS
Feeds RSS

Sunday, April 10, 2011

Perkembangan Teori Manajemen


PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen berasal dari kata "to manage" yang berarti mengatur, mengurus atau mengelola. Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumberdaya lainnya (Terry,2005).
FUNGSI MANAJEMEN
Fungsi-fungsi manajemen dapat kita jelaskan sebagai berikut:
a. Planning (Perencanaan). Perencanaan membantu manajemen untuk berinovasi dan membangun tim yang produktif, membantu membentuk visi yang terdefinisi dan sasaran yang jelas. (Abeng, 2006).
b. Organizing (Pengorganisasian). Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang teramat penting karena tanpa organisasi yang jelas sulit melakukan proses manajemen unruk membagi tugas-tugas yang ada (Abeng, 2006).
c. Staffing (Penyusunan Pegawai). Staffing berhubungan dengan pembagian tugas berdasarkan sumber daya yang ada (Terry, 2005).
d. Directing (Pembinaan Kerja). Directing merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan bagaimana cara menggerakkan kerabat kerja (bawahan) agar bekerja dengan penuh kesadaran tanpa paksaan (Anonim, 2009).
e. Controlling (Pengawasan). Suatu proses untuk mengukur atau membandingkan antara perencanaan yang telah dibuat dengan pelaksanaan. Dengan adanya pengawasan ini, diharapkan jangan sampai terjadi kesalahan atau penyimpangan (Anonim, 2009)

PERKEMBANGAN MANAJEMEN
Dalam perkembangannya manajemen berkembang melalui ailran-aliran dan pendekatan dari masa ke masa berdasarkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli.
I Classical Organization Theory (Teori Organisasi Klasik)
1. Henry Fayol (1841-1925)
Pada tahun 1916, Fayol menyusun buku yang berjudul “Administration Industrielle et Generalle” dan dalam banhasa Inggris “General and Industrial Management, terkenal dengan teori manajemen klasiknya yang tidak hanya memperhatikan produktivitas pabrik dan karyawan saja, tetapi dia memperhatikan manajemen bagi suatu organisasi yang kompleks, sehingga dia mampu menampilkan satu ajaran manajemen yang lebih utuh sebagai satu bentuk cetak biru. Fayol yakin keberhasilan para manajer tidak ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi oleh karena adanya peramalan yang ilmiah dan penggunaan metode manajemen yang tepat. Sumbangan terbesar dari Fayol adalah pandangannya yang menyatakan bahwa manajemen itu bukanlah keterampilan pribadi, tetapi merupakan satu keterampilan yang dapat diajarkan segera setelah dipahami prinsip prinsip pokoknya dan teori umumnya yang sudah dirumuskan (Anonim, 2009).
Dalam mengembangkan ilmu manajemen, Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam 6 macam yaitu :
1. Technical (Teknis), Perusahaan menghasilkan dan membuat barang-barang produksi.
2. Commercial (Perdagangan), Perusahaan membeli bahan mentah dan menjual hasil produksi.
3. Financial (Keuangan) Perusahaan mencari dan mengguna kan dana (modal) secara optimum
4. Security (Keamanan) Perusahaan menjaga keselamatan dan kekayaan perusahaan.
5. Accounting (Akuntansi termasuk statistik) Perusahaan mencatat dan melaporkan biaya, laba, hutang dan penyusunan neraca serta berbagai data statistik.
6. Management (Manajerial) yang terdiri dari 5 fungsi :
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Commanding (Memerintah)
d. Coordinating (Pengkoordinasian)
e. Controlling (Pengendalian) (Anonim, 2009).
Dari enam kegiatan diatas Fayol memberi perhatian utama pada kegiatan manajerial, yang merupakan aspek paling penting yang dibutuhkan dalam operasi perusahaan (Anonim, 2009).
2. James D. Money
Eksekutif General Motor ini, mengkatagorikan prinsip-prinsip dasar manajemen tertentu. Empat kaidah dasar yang perlu diperhati kan untuk merancang organisasi.
a. Koordinasi, syarat adanya koordinasi meliputi wewenang, saling melayani, doktrin (perumusan tujuan) dan disiplin.
b. Prinsip hirarki, proses hirarki mempunyai prinsip, prospek dan pengaruh sendiri yang tercermin dari kepemimpinan, delegasi dan definisi fungsional.
c. Prinsip fungsional, adanya fungsionalisme tugas yang berbeda.
d. Prinsip staf, kejelasan perbedaan antara staff dan lini (Anonim, 2009).
3. Max Weber (1864-1920)
Pakar Ilmu Sosial Jerman yang pengaruhnya dikenal pada sosiologi modern dan sejarah gagasan. Dia memperoleh pendidikan di Universitas Hiedelberg, gelar ahli hokum dan doktor ekonomi diraihnya di Universitas Berlin. Menurut pandangannya peradaban barat ditandai oleh kecenderungan orang Eropa untuk menyukai organisasi, rasionalisasi dan birokrasi baik dalam bidang Pemerintahan, Politik Praktis maupun LSM (Anonim, 2009).
Max Weber mengembangkan teori “Manajemen Birokrasi”. Ia menekankan pada kebutuhan akan penetapan hierarki yang sempurna ditentukan oleh penetapan peraturan dan garis wewenang yang jelas (Anonim, 2009).
Periode Peralihan
Periode manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik dilanjut kan oleh periode peralihan. Periode peralihan ini sebagai jembatan antara teori organisasi klasik dan human behavior, karena pemikiran mereka berdasarkan klasik, tetapi mem perkenalkan unsur baru tentang aspek-aspek hubungan manusiawi. Periode peralihan ini diwakili antara lain oleh 3 (tiga) orang tokoh manajemen yaitu :
1. Mary Parker Follett (1868-1933)
Follett, ahli ilmu pengetahuan sosial pertama yang menerapkan psikologi pada perusahaan, industri dan pemerintah. Dia menulis panjang lebar tentang kreatifitas, kerjasama antar manajer dan bawahan, koordinasi dan pemecahan konflik. Dia percaya bahwa konflik dapat dibuat konstruktif dengan penggunaan proses integrasi dimana orang yang terlibat mencari pemecahan bersama perbedaan-perbedaan diantara mereka. Dia menganjurkan suatu pola organisasi yang ideal dimana manajer mencapai koordinasi melalui komunikasi yang terkendali dengan para karyawan (Anonim, 2009).
Follett, percaya dengan hubungan yang harmonis antara karyawan dan manajemen berdasarkan persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai penerima perintah. Dia juga menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam organisasi, bukan karena kekuasaan yang bersumber dari kewenangan formal, tapi yang berasal dari kelebihan pengetahuan dan keahlian (Anonim, 2009).
2. Oliver Sheldon (1894-1951)
Sheldon, yang mengungkapkan pertama kali tentang filsafat manajemen dalam bukunya yang terbit tahun 1923, yang menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dunia usaha, sehingga etika sama pentingnya dengan ekonomi dalam manajemen, dalam arti pelayanan barang dan jasa yang tepat dengan harga yang wajar kepada masyarakat. Manajemen harus memperlakukan karyawan dengan adil dan jujur. Sheldon menggabungkan nilai-nilai efisiensi manajemen ilmiah dengan etika pelayanan kepada masyarakat sesuai 3 buah prinsip yaitu :
1. Kebijakan, keadaan dan metode industri harus sejalan dengan kesejahteraan masyarakat.
2. Manajemen harus mampu menafsirkan sanksi moral tertinggi masyarakat sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis terhadap gagasan keadilan sosial yang diterima tanpa prasangka oleh masyarakat.
3. Manajemen harus mengambil prakarsa guna meningkatkan standar etika yang umum dan konsep keadilan sosial (Anonim, 2009).
3. Chester I. Barnard (1886-1961)
Berdasarkan pengalaman dan bacaan-bacaannya dalam sosiologi dan filsafat. Bernard merumuskan teori-teori tentang kehidupan organisasi. Bukunya yang berpengaruh berjudul “The Functions of the Executive” (1938). Analisisnya mengenai manajer sungguh-sungguh merupakan suatu pendekatan sistem sosial karena, untuk mengerti dan menganalisis fungsi-fungsi eksekutif, dia memperhatikan tugas-tugas eksekutif yang utama dalam sistem mereka beroperasi. Dalam menentukan tugas eksekutif adalah memelihara suatu sistem usaha kerjasama dalam organisasi formal, beliau memusatkan perhatian pertama-tama pada alasan adanya sistem kerjasama itu, maupun sifat sistem tersebut. Logika analisisnya dapat dilihat dalam langkah-langkah yang disajikan dalam bukunya :
1. Pembatasan-pembatasan fisis dan biologis terhadap individu-individu membawa mereka kepada kerjasama, kerja dalam kelompok; meskipun pembatasan-pembatasan dasar bersifat fisis dan biologis, namun apabila mereka telah pernah bekerjasama, pembatasan-pembatasan psikologis dan sosial terhadap individu-individu juga memainkan peran dalam mendorong kerjasama.
2. Tindakan kerjasama mendorong terbentuknya sistem kerja-sama dimana terdapat faktor atau unsur-unsur fisis, biologis, kepribadian, dan sosial (misalnya Bernard memandang kelas dalam kuliah sebagai suatu sistem kerjasama, yang terdiri dari unsur-unsur eperti ruangan, bangku, papan tulis, manusia dan sebagai makhluk hidup, pribadi-pribadi, pertukaran pendapat, dan sebagainya). Dia juga menunjukan bahwa kelanjutan kerjasama tergantung pada efektivitas (apakah tujuan itu dapat dicapai dengan ketidak puasan dan pengorbanan yang seminimum mungkin dari pihak anggota yang bekerjasama ?).
3. Setiap sistem kerjasama dapat dibagi kedalam dua bagian yakni : “organisasi”, yang hanya meliputi interaksi-interaksi dari mereka yang berada di dalam sistem itu, dan “unsur-unsur lainnya”.
4. Selanjutnya organisasi dapat juga dibagi ke dalam dua jenis, pertama: organisasi “formal” yaitu kumpulan interaksi sosial yang dikoordinasikan secara sengaja, dan yang mempunyai tujuan bersama. Kedua adalah organisasi “informal” yaitu interaksi-interaksi sosial tanpa tujuan bersama yang umum atau tidak dikoordinasikan secara sengaja.
5. Organisasi formal tidak dapat berlangsung kalau tidak ada orang-orang yang dapat saling berkomunikasi, mau menyumbang kepada kegiatan kelompok, dan dengan sadar mempunyai tujuan umum.
6. Setiap organisasi formal harus mencakup unsur-unsur berikut :
a. Sistem fungsionalisasi
b. Sistem perangsang
c. Sistem kekuasaan (“otoritas”)
d. Sistem pengambilan keputusan yang logis.
7. Jadi fungsi-fungsi eksekutif dalam organisasi formal ini adalah sebagai berikut :
a. Pemeliharaan komunikasi organisasi melalui suatu skema organisasi, ditambahkan dengan adanya orang-orang yang setia, bertanggung jawab, dan mampu bekerja, serta satu “organisasi informal” eksekutif dan rukun;
b. Perlindungan terhadap pekerjaan pokok dari individu-individu di dalam organisasi
c. Perumusan dan penentuan tujuan (yaitu perencanaan).
d. Sistem pengambilan keputusan yang logis.
8. Fungsi-fungsi eksekutif memasuki proses melalui pekerjaan eksekutif dalam mengintegrasikan keseluruhannya dan dalam menemukan keseimbangan yang paling baik diantara kekuatan-kekuatan dan kejadian-kejadian yang berlawanan.
9. Untuk mengefektifkan eksekutif, diperlukan suatu tata ke-pemimpinan yang mempunyai tanggung jawab tinggi sebagaimana telah ditekankan dengan tepat oleh Bernard, “Kerjasamalah, dan bukannya kepemimpinan, yang men-jadi proses kreatif; tetapi kepemimpinan adalah pengecam yang sangat diperlukan terhadap kekuatan-kekuatannya” (Anonim, 2009).
Human Behavior (Aliran Hubungan Manusiawi)
Aliran perilaku muncul karena dalam pendekatan klasik, efisiensi produksi dan keserasian kerja tidak dapat dicapai Aliran perilaku memandang organisasi pada hakikatnya adalah orang. Aliran ini memandang aliran klasik kurang lengkap karena tidak mewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dan keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan tingkah lakukanya, karena sering juga tidak rasional. Karena itu para manajer perlu dibantu dalam menghadapi manusia, antara lain dengan sosiologi dan psikologi. Pelopor aliran perilaku ada 2 (dua) orang yaitu Hugo Munsterberg dan Elton Mayo (Anonim, 2009).
1. Hugo Munsterberg (1863-1916)
Munsterberg yang melahirkan Psikologi Industri, sering disebut sebagai Bapak Psikologi Industri. Sumbangan yang penting adalah berupa pemanfaatan psikologi untuk mewujudkan untuk mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas seperti juga teori-teori manajemen lainnya. Penerapan faktor-faktor psikologi dalam membantu peningkatan produksi. Melalui bukunya dengan judul “Psychology and Industrial Efficiensy”, Munsterberg menyarankan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas yaitu :
a. Mendapatkan orang/karyawan terbaik (best possible person), yang paling sesuai/cocok dengan pekerjaan yang akan dikerjakan.
b. Menciptakan kondisi kerja yang terbaik (best possible work), yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
c. Menggunakan pengaruh psikologis guna memperoleh dampak yang paling tepat dalam memotiovasi karyawan (best possible effect) (Anonim, 2009).
2. Elton Mayo (1880-1949)
Ia terkenal dengan eksperimen tentang perilaku manusia dalam situasi kerja. Eksperimen ini disimpulkan bahwa perhatian khusus dapat menyebabkan seseorang meningkatkan usahanya (Anonim, 2009).
Gejala ini disebut Hawrthorne effect yaitu karyawan akan lebih giat bekerja jika mereka yakin bahwa manajemen memikir kan kesejahteraan mereka. Hasil percobaan Mayo dengan Roethlisberger dan Dickson ialah rangsangan uang tidak menyebabkan membaiknya produktivitas. Yang justru mampu meningkatkan produktivitas itu adalah satu sikap yang dimiliki karyawan yang merasa manajer dan atasannya memberikan perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan mereka (Anonim, 2009).
Istilah terkenal yang tadinya diutarakan oleh Robert Owen yaitu “vital machines” menemukan bentuk dan peluang barunya dengan munculnya konsep “social man” dari Mayo. Dalam pendidikan dan latihan bagi para manajer terasa semakin pentingnya “people management skills” dari pada “engineering atau technical skills”. Konsep dinamika kelompok semakin penting dalam praktek manajemen dari pada manajemen atas dasar kemampuan pekerja secara perseorangan (Anonim, 2009).
Kelemahan temuan Mayo ditunjukan oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan karyawan bersifat kompleks, karena selain ditentukan oleh lingkungan sosial, juga oleh faktor-faktor lain seperti tingkat gaji, menarik tidaknya pekerjaan, struktur dan kultur organisasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-lain. Menghadapi keterbatasan gerakan hubungan manusiawi ini, muncul pemikir lain yang juga tergolong aliran perilaku yang lebih maju (Anonim, 2009).
Aliran Perilaku Organisasi
Pendekatan manusia mempelopori tumbuhnya pendekatan baru yang lebih sering dikenal sebagai pendekatan/aliran perilaku. Dengan menggunakan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi dan dengan metode penelitian yang lebih sempurna, para peneliti ini lebih terkenal sebagai “behavioral scientists” dari pada “human relations theorists”. Diantaranya yang terkenal adalah Argyris, Maslow dan Mc. Gregor yang lebih mengutamakan “self actualizing man” dari pada hanya sekedar “social man” dalam memberi dorongan kepada karyawan. Teori Mayo kemudian ditingkatkan lagi oleh aliran yang lebih maju lagi, yaitu manusia tidak hanya didorong oleh berbagai kebutuhan yang seringkali cukup aneh yang dikenal dengan konsep “complex-man”. Karena tidak ada dua orang yang persis sama, maka seorang manajer yang efektif akan berusaha mempelajari kebutuhan-kebutuhan setiap individu agar dapat mempengaruhi individu tersebut. Selain beberapa nama diatas, tokoh-tokoh aliran perilaku organisasi ini adalah sebagai berikut :
1. Abraham Maslow
Maslow (1908-1970) seorang psikolog humanistis, dari USA memperkenalkan, teori aktualisasi diri dengan menandaskan bahwa tujuan utama psikoterapi adalah membangun integritas seseorang. Dia belajar psikologi di Universitas Wisconsin dan memperdalam Psikologi Gestait di Sekolah Penelitian Sosial, New York tahun 1951, mengepalai Departemen Psikologi Universitas Brandeis, Waltham, Massachusetts.
Tingkatan Kebutuhan manusia menurut Maslow sebagai berikut :
1. Kebutuhan Fisologis
2. Kebutuhan Keamanan
3. Kebutuhan Sosial
4. Kebutuhan Harga Diri secara Penuh
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
2. Douglas Mc. Gregor
Dikenal dengan teori X dan teori Y-nya.
X: Tidak suka bekerja
Y: Suka bekerja
Tidak membuat ambisi
Mampu mengendalikan diri
Tidak bertanggung jawab
Menyukai tanggung jawab
Enggan untuk berubah
Penuh imajinasi dan kreasi
Lebih suka dipimpin dari pada memimpin
Mampu mengarahkan dirinya sendiri


3. Fredrick Hezberg
Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
4. Robert Blake & Jane Mouton
Membahas lima Gaya Kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (managerial grid).
5. Rensis Linkert
Mengidentifikasi dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem : exploatif-otoritatif sampai partisipatif kelompok.
6. Fred Fiedler
Menyarankan pendekatan kontingensi pada studi kepemimpinan
7. Chris Argyris
Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
8. Edgar Schien
Banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi dan lainnya
(Anonim, 2009).
Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan, prosedur dan prinsip).
2. Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan (Anonim, 2009).
Scientific Management (Manajemen Ilmiah)
1. Frederick Winslow Taylor (1856-1915)
Pada tahun 1903 menyusun buku dengan judul “Shop Management”, tahun 1911 menyusun buku dengan judul “The Principles of Scientific Management” dan pada tahun 1912 menyusun buku yang berjudul “Testimory Before Special House Committee” Ketiga buku tersebut tersebut digabungkan dalam sebuah buku dengan judul “Scientific Management” pada tahun 1947. Bukunya disusun di Perusahaan Midvale & Betlehem Steel. Co di Pensilvania, Amarika Serikat. Di Perusahaan tersebut dia sebagai seorang insinyur mekanis. Karya besarnya itulah membuat dia dikenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah (Anonim, 2009).
Taylor, yang terkenal dengan manajemen ilmiahnya berupa peningkatan produktivitas karena mahalnya biaya buruh trampil di Amerika Serikat pada awal abad ke 20. Gerakanya terkenal dengan gerakan efisiensi kerja. Untuk menjawab berbagai pertanyaan seperti apakah ada satu cara kerja terbaik “the one best way of doing job” dia mengajukan sekelompok prinsip-prinsip yang menjadi ininya manajemen ilmiah. Taylor terkenal dengan rencana peng upahan yang merangsang “differential rate system”, yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatnya produktivitas, mutu, pendapatan pekerja dan semangat kerja karyawan (Anonim, 2009).
Filsafat dibelakang konsep Taylor terletak diatas 4 prinsip yang dikenal dengan “Empat prinsip dasar Taylor” yaitu :
a. Pengembangan Manajemen Ilmiah yang benar dapat di gunakan untuk menentukan metode terbaik untuk menjalankan setiap tugas.
b. Seleksi karyawan dengan cara ilmiah, karyawan diberi tanggung jawab atas tugas yang sesuai dengan keterampilannya.
c. Pendidikan dan pengembangan karyawan dengan cara ilmiah.
d. Hubungan kerjasama yang erat antara Manajemen dan Karyawan (Anonim, 2009).
Prinsip-prinsip dasar yang menurut dia mendasari pendekatan manajemen ilmiah adalah :
a. Menggantikan cara yang asal-asalan dengan ilmu (pengetahuan yang sistematis).
b. Mengusahakan keharmonisan dalam gerakan kelompok dan bukannya perpecahan.
c. Mencapai kerjasama manusia dan bukanlah individualisme yang kacau.
d. Bekerja untuk keluaran yang maksimum dan bukan keluaran yang terbatas.
e. Mengembangkan semua karyawan sampai taraf yang setinggi-tingginya, untuk kesejahteraan maksimum mereka sendiri dan perusahaan mereka (Anonim, 2009).
Pengikut Taylor yang menonjol adalah : Carl George Borth, Henry L Gantt, Frank dan Lilian Gilbreth dan Edwar A. Filane.
2. Henry L. Gantt (1861-1919)
Gantt mempertimbangkan kembali sistem perangsang Taylor, dengan memperkenalkan sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Setiap pekerja yang dapat menyelesailan tugas yang dibebankan kepadanya dalam sehari berhak menerima bonus (Anonim, 2009).
Dia juga memperkenalkan system “Charting” yang terkenal dengan “Gantt Chart” yang memuat jadwal kegiatan produksi karyawan supaya tidak terjadi pemborosan. Gantt paling terkenal karena mengembangkan metode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dia juga menekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan mengendalikan pekerjaan. Hal ini menghasilkan terciptanya “Gantt Chart” yang terkenal itu. Skema itu merupakan pelopor teknik-teknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review Technique) (Anonim, 2009).
3. The Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868-1924 dan Lilian Gilbreth : 1878-1972)
Pasangan suami istri ini bekerjasama mempelajari aspek kelelahan dan gerak (fatique and motion studies). Disamping itu Lilian juga tertarik dengan usaha membantu pekerja, menurut Lilian, sasaran akhir manajemen ilmiah adalah usaha membantu karyawan menampilkan kemampuannya yang penuh sebagai mahluk manusia (Anonim, 2009).
Konsep Gilbreth : Gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap langkah yang dapat menghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan, hal ini dapat meningkatkan semangat karyawan. Pasangan ini juga terkenal dengan konsep “Three position plan of promotion” (Rencana tiga kedudukan untuk suatu promosi), Menurut konsep ini setiap karyawan memiliki tiga peran yaitu sebagai pelaku, pelajar dan pelatih yang senantiasa mencari kesempatan baru (Anonim, 2009).
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat saya simpulkan bahwa:
ü Perkembangan manajemen yaitu ada tiga aliran dalam ilmu manajemen sebagai berikut :
1. Classical School (Aliran Klasik) terdiri dari 2 cabang :
a. Scientific Management (Manajemen Ilmiah)
b. Classical Organization theory (Teori organisasi klasik)
2. Behavior School/Human Behavior (Aliran Hubungan Manusiawi)
3. Managemen Science School (Aliran Ilmu Manajemen)
a. Aliran Perilaku Organisasi
b. Aliran Riset Operasi dan Manajemen Sains
ü Klasifikasi manajer dapat kita buatkan dalam bagan piramida yaitu:
Manajer Menurut Kegiatannya
a. Manajer Fungsional
b. Manajer Umum
Manajer Menurut Tingkatan - Ilmu Ekonomi Manajemen
a. Manajer Puncak / Top Manager
b. Manajer Menegah / Middle Manager
c. Manajer Lini Pertama / First-Line Manager
Fungsi-fungsi Manajemen yaitu elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abeng, Tanri. 2006. Profesi Manajemen, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Anonim. 2009. Perkembangan Teori Manajemen, www.gunadarma.ac.id.Diakses tanggal 28 Februari 2009. Indonesia.
Anonim. 2009. Tingkatan Manajer, www.wikipedia.org.Diakses tanggal 28 Februari 2009. Indonesia
Terry, George R. 2005. Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara.


Buat yang mau copy postingan di atas, WAJIB!! Mencantumkan Daftar Pustaka dan sumbernya…
Ayo menghargai karya orang lain… ^^
postingan ini adalah tugas mata kuliah Dasar-Dasar Manajemen. nah,,, ini mata kuliah produk asli dari jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (jurusanku tersayang... hoho)
yang wajib diambil di semester 2... semoga bermanfaat.. ^^

3 comments:

  1. Blognya mantap, kalau ada waktu jalan ke blog saya yach sukses selalu

    ReplyDelete
  2. blognya bagus kalau ada waktu jalan jalan ke blog saya, sukses selalu

    ReplyDelete

please your comment.... thanks

do something !!

Sebelum orang berkomitmen,

ada keraguan

kesempatan untuk mundur,

selalu sia-sia

Ketika orang benar-benar berkomitmen...

Tuhan juga bergerak

Segala hal terjadi untuk membantu hal-hal yg tadinya tidak akan terjadi

Serangkaian peristiwa muncul dari keputusan

Memberikan berbagai peristiwa dan pertemuan

serta bantuan materi yang terduga

Yang tak pernah diimpikan orang

Apapun yang dapat kau lakukan atau impikan.

kau dapat memulainya

Keberanian mengandung kegeniusan,

kekuatan

dan keajaiban

Mulailah sekarang.....

(Goethe-Penyair Jerman)

dream and try !

dream and try !

love

musik of the week : EXO K - Baby Don't Cry