Jagung
merupakan komoditas palawija utama di Indonesia ditinjau dari aspek pengusahaan
dan penggunaan hasilnya, yaitu sebagai bahan baku pangan dan pakan. Sekitar 18
juta penduduk Indonesia menggunakan jagung sebagai bahan makanan pokok.
Sebagian besar produksi jagung dimanfaatkan untuk bahan baku pakan, terutama
unggas.
Jagung sampai saat ini masih merupakan
komoditi strategis kedua setelah padi karena di beberapa daerah, jagung masih
merupakan bahan makanan pokok kedua setelah beras. Jagung juga mempunyai arti
penting dalam pengembangan industri di Indonesia karena merupakan bahan baku
untuk industri pangan maupun industri pakan ternak khusus pakan ayam. Dengan semakin berkembangnya industri pengolahan
pangan di Indonesia maka kebutuhan akan jagung akan semakin meningkat pula.
Usaha peningkatan produksi jagung
di Indonesia telah digalakan melalui dua program utama yakni ekstensifikasi
(perluasan areal) dan intensifikasi (peningkatan produktivitas).
1.
Syarat
Pertumbuhan
Curah
hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan
pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan
atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang
ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak
optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan
tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi
optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan
tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %,
sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl
dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl
2.
Pedoman
Teknis Budidaya
a.
Syarat
Benih
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik
genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%.
Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam
POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam).
b.
Pengolahan
Lahan
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman
sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke
dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan
ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat
saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman
20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah
dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar
kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam
sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang
untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung.
c.
Pemupukan
Waktu
|
Dosis
Pupuk Makro (per ha)
|
Dosis
POC
NASA |
||
Urea
(kg)
|
TSP
(kg)
|
KCl
(kg)
|
||
Perendaman benih
|
-
|
-
|
-
|
2
- 4 cc/ lt air
|
Pupuk dasar
|
120
|
80
|
25
|
20
- 40 tutup/tangki
(siram merata ) |
2 minggu
|
-
|
-
|
-
|
4
- 8 tutup/tangki
(semprot/siram) |
Susulan I (3 minggu)
|
115
|
-
|
55
|
-
|
4 minggu
|
-
|
-
|
-
|
4
- 8 tutup/tangki
( semprot/siram ) |
Susulan II (6minggu)
|
115
|
-
|
-
|
4
- 8 tutup/tangki
( semprot/siram ) |
d. Teknik Penanaman
1)
Penentuan Pola Tanaman
Beberapa pola tanam yang biasa
diterapkan :
a) Tumpang sari ( intercropping),
melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh:
tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur
seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
b) Tumpang gilir (Multiple
Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan
mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh:
jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.
c) Tanaman Bersisipan (Relay
Cropping): pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman
selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang
berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen
disisipkan kacang panjang.
d) Tanaman Campuran (Mixed Cropping:
penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun
larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap
ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai,
ubi kayu.
2)
Lubang Tanam dan Cara Tanam
Lubang
tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih.
Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya
jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman,
jarak tanamnya 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari,
jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang).
e.
Pengelolaan Tanaman
1)
Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman
yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam
tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh
dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh.
Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan
7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam
penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
2)
Penyiangan
Penyiangan
dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat
dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai
mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat
mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.
3)
Pembumbunan
Pembumbunan
dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar
tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan
tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan
dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk
dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan
terbentuk guludan yang memanjang.
4)
Pengairan dan Penyiraman
Setelah
benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah
lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman
berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada
parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.
f. Hama dan Penyakit
1) Hama
a) Lalat bibit (Atherigona exigua
Stein)
Gejala:
daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami
pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil
atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna
punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur
putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian:
(1)
penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman.
(2)
tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan.
(3)
Sanitasi kebun dan (4) semprot dengan PESTONA
b) Ulat Pemotong
Gejala:
tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas
gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh. Penyebab: beberapa
jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang
jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera).
Pengendalian: (1) Tanam serentak atau pergiliran tanaman; (2) cari dan bunuh
ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah); (3) Semprot PESTONA,
VITURA atau VIREXI.
2) Penyakit
a) Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab:
cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis,
merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala:
(1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat,
warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih;
(2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari
bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa,
terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman
menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran
tanaman, penanaman varietas tahan; (3) cabut tanaman terserang dan musnahkan;
(4) Preventif diawal tanam dengan GLIO
b) Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab:
cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang
dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan
meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah,
kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah
menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian:
(1) pergiliran tanaman. (2) mengatur kondisi lahan tidak lembab; (3) Prenventif
diawal dengan GLIO
c) Penyakit karat (Rust)
Penyebab:
cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala: pada tanaman
dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti
karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini
berkembang dan memanjang. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) menanam
varietas tahan terhadap penyakit; (3) sanitasi kebun; (4) semprot dengan GLIO.
d) Penyakit gosong bengkak (Corn
smut/boil smut)
Penyebab:
cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw,
Uredo maydis DC. Gejala: masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol
sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan
ini menyebabkan pembungkus rusak dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur
kelembaban; (2) memotong bagian tanaman dan dibakar; (3) benih yang akan
ditanam dicampur GLIO dan POC NASA.
e) Penyakit busuk tongkol dan busuk
biji
Penyebab:
cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw),
Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui
setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau
merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang.
Pengendalian: (1) menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur
jarak tanam, perlakuan benih; (2) GLIO di awal tanam.
g.
Panen
dan Pasca Panen
1)
Ciri dan Umur Panen
Umur
panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn)
dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung
rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan
ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.
2)
Cara Panen
Putar
tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.
3)
Pengupasan
Dikupas
saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air
dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.
4)
Pengeringan
Pengeringan
jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau
dengan mesin pengering.
5)
Pemipilan
Setelah
kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.
6)
Penyortiran dan Penggolongan
Biji-biji
jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa
tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk
menghindari serangan jamur, hama selama dalam penyimpanan dan menaikkan
kualitas panenan.
3. Standar
Nasional Indonesia (SNI) Mutu Jagung
SNI telah menetapkan standar mutu untuk
produk jagung, baik untuk pangan maupun pakan. Penetapan standar mutu jagung
dilakukan berdasarkan berbagai kriteria seperti warna dengan ketentuan dan
penggunaan sebagai berikut:
Warna : - Jagung
kuning apabila sekurang-kurangnya 90% bijinya berwarna kuning
- Jagung putih
apabila sekurang-kurangnya 90% bijinya berwarna putih
Penggunaan : - Benih
- Nonbenih
Syarat
umum standar mutu jagung:
•
Bebas dari hama penyakit
•
Bebas bau busuk, asam, atau bau asing lainnya
•
Bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida
• Memiliki suhu
normal
DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, Abror Yudi. 2007. Budidaya Jagung. http://teknis-budidaya.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 24 Oktober 2010.
Yamin,
Sinuseng dan I.U. Firmansyah, M.
Aqil. 2008. Penanganan Pasca Panen Jagung. http://balitsereal.litbang.deptan.go.id/ind/bjagung/duasatu.pdf.
Diakses pada tanggal 24 Oktober 2010.
postingan ini tugas mata kuliah Agribisnis Tanaman Pangan
Fakultas Pertanian UNHAS
untuk dijadikan referensi WAJIB cantumkan daftar pustaka dan sumbernya yahhh...
happy reading..
semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment
please your comment.... thanks